Proklamasi Haluaon Indonesia
Proklamasi Haluaon Indonesia (Indonesia: Proklamasi Kemerdekaan Indonesia) ima ari haluaon (kemerdekaan) Republik Indonesia, na dipadalan topet ari Jumat, tanggal 17 Agustus 1945 nasalpu (17 Agustus 2605, pandokan tanggal Japang), dipaojak Soekarno dohot didongani Drs. Mohammad Hatta, maringanan di sada jabu na dilehon Faradj bin Said bin Awadh Martak di Jalan Pegangsaan Timur No. 56, Jakarta Pusat.[1]
Surat Proklamasi ditandatangani Sukarno (goar "Soekarno" mamangke parhataon Bolanda) dohot Mohammad Hatta,[2] dung i, nasida ditabalhon gabe presiden dohot wakil presiden sadari dung salpu proklamasi dijahaon.[3][2]
Ari Hamardekaan Indonesia gabe ari libur nasional, dung dipaojak tanggal 18 Juni 1946.[4]
Isi surat proklamasi
[patota | patota mualna]Surat Proklamasi Klad
[patota | patota mualna]Teks surat proklamasi manang Proklamasi Klad ima surat natoho na digurathon tangan ni Ir. Soekarno, diurupi Drs. Mohammad Hatta mambahen surat i dohot Raden Achmad Soebardjo Djojoadisoerjo.
Adong museng namangatur pambahenan proklamasi Kemerdekaan Bangsa Indonesia, ima Tadashi Maeda, Tomegoro Yoshizumi, S. Nishijima, S. Miyoshi, Mohammad Hatta, Soekarno, dohot Achmad Soebardjo.[5]
Dung i, angka naposo bulung na adong di ruar jabu pambahenan proklamasi mangido asa tingki manjaha surat, dijaha sagogo-gogo na. Alai, dang dipaloas Japang. Adong marpiga hata diraso dang suman, songon "penyerahan", "dikasihkan", diserahkan", sanga "merebut". Digonti gabe "pemindahan kekuasaan"[5]. Dung salpu dipadenggan surat i dohot naung dijahaon di jabu sada halak Japang, baruma isi surat proklamasi disiarhon di radio puna ni Japang.
Ditoru on ma, isi proklamasi i:
- Proklamasi
- Kami bangsa Indonesia dengan ini menjatakan kemerdekaan Indonesia.
- Hal2 jang mengenai pemindahan kekoeasaan d.l.l., diselenggarakan
- dengan tjara saksama dan dalam tempoh jang sesingkat-singkatnja.
- Djakarta, 17 - 8 - '05
- Wakil2 bangsa Indonesia.
Dung salpu dijaha on, Surat Proklamasi Klad i dipatading, dung i sanga dibolongkon tu tong sampah di jabu ni Laksamana Muda Tadashi Maeda. Alai, B.M. Diah mangahut surat i sian tong sampah, jala disimpan nasida ma surat i 46 taon 9 bulan 19 ari lelengna, dung i dilehon tu Presiden Soeharto di Bina Graha tanggal 29 Mei 1992.[6]
Surat naimbaru dung dipadenggan
[patota | patota mualna]Teks surat Proklamasi adong na dipadenggan isina, ditanda ma jouanna surat "Proklamasi Otentik", ima na diketik Mohamad Ibnu Sayuti Melik (sada naposo bulung na dohot mangurupi mambahen surat Proklamasi), isi na ima gabe :
- P R O K L A M A S I
- Kami bangsa Indonesia dengan ini menjatakan kemerdekaan Indonesia.
- Hal-hal jang mengenai pemindahan kekoeasaan d.l.l., diselenggarakan
- dengan tjara saksama dan dalam tempo jang sesingkat-singkatnja.
- Djakarta, hari 17 boelan 8 tahoen 05
- Atas nama bangsa Indonesia.
- Soekarno/Hatta.
(Hatorangan: Taon na adong di duansa surat i, Proklamasi di ginjang (songoni di surat Proklamasi Klad dohot di surat Proklamasi Otentik) ditulishon angka "tahoen 05" ima nomor nadipapendek sian "taon 2605", alana sistem partanggalan dipangke tingki i, ima partanggalan Japang, topet tingki "taon 2605" di bangso Japang na manguasoi Indonesia andorang so merdeka.
Klip suara surat na dijaha Ir. Soekarno di studio RRI
[patota | patota mualna]Inganan panjahaan surat Proklamasi Otentik dijaha Ir. Soekarno parjolo hali na di Jalan Pegangsaan Timur No. 56 – Jakarta Pusat, topet ari Jumat 17 Agustus 1945 (gabe ari "Hari Kemerdekaan Bangsa Indonesia"), jam 11.30 waktu Nippon (panjouan tu bangso Japang ditingki i). Partanggalan Japang (Nippon) ima partanggal na dipangke halaki tinggi markuaso di Indonesia.
Alai ponting siingoton, molo tingki Bung Karno manjaha surat Proklamasi i, dang adong mangarekam suara manang mabahen pideo, na adong tingki i holan poto sajo. Na adong ima nadirekam di studio Radio Republik Indonesia (RRI) taon 1951, diurupi Jusuf Ronodipuro, na dohot pajongjonghon RRI.[7]
Teks pidato proklamasi kemerdekaan Republik Indonesia
[patota | patota mualna]Di toru on ma teks pidato Proklamasi Kemerdekaan Indonesia.
- Saudara-saudara sekalian,
- Saya telah minta saudara-saudara hadir disini untuk menyaksikan satu peristiwa mahapenting dalam sejarah kita.
- Berpuluh-puluh tahun kita bangsa Indonesia telah berjoang, untuk kemerdekaan tanah air kita bahkan telah beratus-ratus tahun! Gelombang aksi kita untuk mencapai kemerdekaan kita itu ada naiknya dan ada turunnya, tetapi jiwa kita tetap menuju ke arah cita-cita.
- Juga di dalam zaman Jepang, usaha kita untuk mencapai kemerdekaan nasional tidak berhenti-hentinya. Di dalam zaman Jepang ini, tampaknya saja kita menyandarkan diri kepada mereka, tetapi pada hakekatnya, tetap kita menyusun tenaga sendiri, tetapi kita percaya kepada kekuatan sendiri.
- Sekarang tibalah saatnya kita benar-benar mengambil sikap nasib bangsa dan nasib tanah air kita di dalam tangan kita sendiri. Hanya bangsa yang berani mengambil nasib dalam tangan sendiri akan dapat berdiri dengan kuatnya.
- Maka kami, tadi malam telah mengadakan musyawarat dengan pemuka-pemuka rakyat Indonesia dari seluruh Indonesia. Permusyawaratan itu seia sekata berpendapat bahwa sekaranglah datang saatnya untuk menyatakan kemerdekaan kita.
- Saudara-saudara! Dengan ini kami menyatakan kebulatan tekad itu. Dengarkanlah proklamasi kami:
- P R O K L A M A S I
- Kami bangsa Indonesia dengan ini menyatakan kemerdekaan Indonesia.
- Hal-hal yang mengenai pemindahan kekuasaan dan lain-lain diselenggarakan
- dengan cara saksama dan dalam tempo yang sesingkat-singkatnya.
- Djakarta, 17 Agustus 1945
- Atas nama bangsa Indonesia.
- Soekarno/Hatta.
- Demikianlah saudara-saudara! Kita sekarang telah merdeka! Tidak ada suatu ikatan lagi yang mengikat tanah air kita dan bangsa kita! Mulai saat ini kita menyusun negara kita!
- Negara merdeka, negara Republik Indonesia! Merdeka, kekal, abadi! Insya Allah Tuhan memberkati kemerdekaan kita ini.[8]
Pustaha
[patota | patota mualna]- ↑ Gouda, Frances (2002). American visions of the Netherlands East Indies/Indonesia: US foreign policy and Indonesian nationalism, 1920-1949, Amsterdam University Press - Amsterdam, alaman 119, diakses 4 Agustus 2021
- ↑ 2.0 2.1 Anderson, Benedict. (2006) [Java in a time of revolution: occupation and resistance,1944-1946], Equinox Publishing - Indonesia, alaman 83, 4 Agustus 2021
- ↑ Indonesia Proclamation Hero : Mr.Soekarno., (7 Desember 2011)
- ↑ Raliby, Osman (1953). [Documenta Historica: Sedjarah Dokumenter Dari Pertumbuhan dan Perdjuangan Negara Republik Indonesia], Bulain-Bintag - Jakarta, alaman 621-622, 4 Agustus 2021
- ↑ 5.0 5.1 Basyral Hamidy Harahap, Harian KOMPAS edisi 16 Agustus 2001
- ↑ Fitrian, Herry (16 Agustus 2014). Fakta Tentang Naskah Proklamasi Republik Indonesia - Media Online Kaltara, www.merahbirunews.com, diakses 4 Agustus 2021
- ↑ Pratama, Sandy Indra (17 Agustus 2015). Cerita Jusuf dan Terbakarnya Jas Milik Soekarno, CNN Indonesia, diakses 4 Agustus 2021
- ↑ Lapatanan lungkas sian [Kahin, George McT. (2000) Sukarno's Proclamation of Indonesian Independence, Indonesia - Volume 69, alaman 1–3, DOI 10.2307/3351273, ISSN 0019-7289, JSTOR 3351273, HDL 1813/54189], 4 Agustus 2021
Bibliografi
[patota | patota mualna]- Anderson, Benedict (1961). Some Aspects of Indonesian Politics under the Japanese occupation, 1944–1945. Cornell University. Dept. of Far Eastern Studies. Modern Indonesia Project. Interim reports series. Ithaca, N.Y.: Cornell University.
- Anderson, Benedict (1972). Java in a Time of Revolution: Occupation and Resistance, 1944–1946. Ithaca, N.Y.: Cornell University Press. ISBN 0-8014-0687-0.
- Elson, R. E. (2009). "Another Look at the Jakarta Charter Controversy of 1945" (PDF). Indonesia. 88 (88): 105–130.
- Feith, Herbert (2006) [1962]. The Decline of Constitutional Democracy in Indonesia. Singapore: Equinox Publishing. ISBN 978-9793780450.
- Friend, Theodore (2014). The blue-eyed enemy: Japan against the West in Java and Luzon, 1942–1945. New Jersey: Princeton University Press.
- Gouda, Frances (2002). American visions of the Netherlands East Indies/Indonesia: US foreign policy and Indonesian nationalism, 1920–1949. Amsterdam: Amsterdam University Press.
- Poulgrain, Greg (20 August 2015). "Intriguing days ahead of independence". The Jakarta Post. Diakses tanggal 24 September 2020.
- Lua error in package.lua at line 80: module 'Module:Citation/CS1/Suggestions' not found.
- Kahin, George McTurnan (1952). Nationalism and Revolution in Indonesia. Ithaca, New York: Cornell University Press.
- Kahin, George McT. (2000). "Sukarno's Proclamation of Indonesian Independence" (PDF). Indonesia. 69 (69): 1–3. doi:10.2307/3351273. hdl:1813/54189 . ISSN 0019-7289. JSTOR 3351273.
- Mela Arnani (17 August 2020), "Kapan Soekarno Rekaman Suara Pembacaan Teks Proklamasi Indonesia?" [When did Soekarno record the Reading of the Indonesian Proclamation Text?], Kompas (dalam bahasa Indonesian), Jakarta, diakses tanggal 27 September 2020
- Post, Peter; Frederick, William H.; Heidebrink, Iris; Sato, Shigeru, ed. (2010). The Encyclopedia of Indonesia in the Pacific War. Brill. ISBN 978-90-04-16866 4.
- Prastiwi, Devira (2019). "Nani Wartabone dan Proklamasi Kemerdekaan 23 Januari 1942". Liputan6.com. Diakses tanggal 16 March 2021.
- Raliby, Osman (1953). Documenta Historica: Sedjarah Dokumenter Dari Pertumbuhan dan Perdjuangan Negara Republik Indonesia (dalam bahasa Indonesian). Jakarta: Bulain-Bintag.
- Reid, Anthony (1974). The Indonesian National Revolution 1945–1950. Melbourne: Longman. ISBN 0-582-71046-4.
- Ricklefs, M.C. (2008) [1981]. A History of Modern Indonesia Since c. 1300 (edisi ke-4th). London: MacMillan. ISBN 978-0-230-54685-1.
- Vickers, Adrian (2013). A history of modern Indonesia. New York: Cambridge University Press. hlm. 84. ISBN 978-1139447614.